Lelaki Fatamorgana
Rachel merasakan hadirnya lelaki bertoksedo hitam yang ia harapkan setiap musim gugur. Kala itu purnama, di bawah pohon mapple, di atas kursi kayu yang dingin kerena usai dibasahi embun, ia menikmati alunan biola lelaki yang sempat menemani seperempat hidupnya. Ia menatapinya penuh rindu. Late Autumn dari biolanya pun kali ini yang mengalun dari dawai-dawai biola coklat kayu pemebriannya kepada lelaki itu. Kehadiran lelaki itu merekahkan hatinya, tapi tetap saja ia masih penuh kesedihan berlimpah. Ia ingin mendekap lelaki itu, namun setiap ia mendekapnya, lelaki itu selalu lenyap bersama angin musim gugur. Ia kalut, lalu ia melepas ruh dari badannya yang sudah lama seperti tak bernyawa. Setelahnya, ia mendapat impiannya, memeluk lelaki fatamorgana itu.