SEBENARNYA AKU BUKAN INTERVIEWER GALAK
Seminggu lalu, aku ditugaskan untuk mewawancarai
peserta seleksi kru LPM Dinamika IAIN SU. Ini sebuah permainan asyik buatku.
Dalam perekrutan angkatan lalu, aku berhasil membuat
Bulan menangis, menakut-nakuti Nazila, Dedek
terpancing emosi, dan F iza memutuskan untuk pindah ke LKSM. Honestly, aku
bukan seorang interviewer yang galak, hanya saja mereka terlalu lugu untuk
melakukan wawancara.
Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Aku
percaya itu. Dahulu, setelah aku menamnatkan sekolah di MAN Pematang Bandar,
aku merantau ke Batam. Ceritanya sih Cuma untuk jalan-jalan, tapi tiga bulan
bukan waktu yang singkat untuk sekedar jalan-jalan memuaskan hobi sambil
berkunjung di rumah kakak aku di daerah Batu Aji, Batam. So, aku putusin untuk
berburu pekerjaan.
Aku merasakan banyak interview untuk melamar
pekerjaan. Dari wawancara di berbagai Perusahaan di daerah Muka Kuning, di
berbagai Departement Store sekawasan Batam, sampai di sebuah perusahaan
finansial di Nagoya. Akhirnya, aku berhasil memikat sang interviewer dari
perusahaan finansial tersebut.
Setelah, satu bulan bekerja, aku jenuh. Hingga aku
putuskan untuk mencari pekerjaan lagi. Dengan mudah aku mendapatkan pekerjaan
sebagai SPB merek IE-BE di Matahari Mega Mall, Batam Centre. Mmm... aku rasa
nilai interview-ku lumayan, sehingga aku mengalahkan banyak pesaingku. Emang
sih, pekerjaan yang aku dapat bukan profesi yang banyak diidamkan banyak orang,
tetapi aku yakin banyak hal yang aku dapat dari semua pengalaman ini. Salah satunya,
belajar mempelajari tekhnik saat diwawancara. I got it, now.
Aku menjadi bingung saat mewawancarai para calon kru
tersebut. Mereka benar-benar butuh persiapan. Karena attitude mereka sangat
menyimpang dengan attitude yang diharapkan dari si pewawancara. Belum
dipersilahkan duduk, mereka sudah duduk. Ditambah lagi dengan jawaban mereka
yang ngawur. (Maaf... Peace)
Adik-adikku yang manis, wawancara itu bukan hanya
sekedar tanya-jawab, tapi ini adalah ajang menguji MENTAL calon kru. (cankan
itu!!! Hee...)
Pada sesi wawancara calon kru angkatan kedua ini. Aku
menurunkan tingkat kegalakanku. Sebab, aku sebenarnya nggak tega ngeliat
seseorang meneteskan air mata di depan aku. Tapi, lagi-lagi peserta kali ini
tidak jauh beda dengan angkatan semalam. Selain mereka jawaban mereka kurang
tepat, mereka juga kurang menguasai tekhnik sebagai orang yang diwawancarai.
Aku bermaksud galak untuk kalian, actually, agar
kalian ingat kalau wawancara harus memperhatikan tingkah laku dan
pandai-pandailah mengontrol emosi. (Ihhh... penulis udah kayak khatib aja,
nyeramahin orang).
Tiga hari yang lalu, seorang teman, Ucha mengirimkan pesan kalo adiknya illfeel sehabis aku interview. Aku balas sama Ucha, kalo aku cuma menjalankan tugas sebagai interviewer.
Tiga hari yang lalu, seorang teman, Ucha mengirimkan pesan kalo adiknya illfeel sehabis aku interview. Aku balas sama Ucha, kalo aku cuma menjalankan tugas sebagai interviewer.
Well okkey, aku yakin kalian bisa mengambil hal yang
positif dari sikapku yang (maybe) galak menurut kalian. BELAJARLAH DARI
PENGALAMAN DAN INGAT!!! ATTITUDE ITU ADALAH HAL PENTING SAAT WAWANCARA.
bagus .. aku sukak. garagara kau rom, aku jadi ikutan bergalak ria waktu interview. ahahaha
BalasHapusBibeh kan emang dah galak dari lahir. heheheh...
Hapusunforgetable moment...
BalasHapusi like it.
mksi y bwt bg omi dan kk bibeh, dri itu awk tw attitude saat interview.
jempol deh bwt abg and kk.
Sama-sama.
Hapusaku gak pernah liat gelagat anak ini waktu ngeINterview kru
BalasHapus