POWER RANGERS KAMPUS
Lorong-lorong kelas sudah sepi. Benar
saja, sekarang sudah petang. Aku mempercepat langkahku, memisahkan diri dari
teman sekelasku untuk satu misi, mengembalikan buku Tifani secepatnya.
Aku berharap Miss Erika yang rutin
setiap akhir jam kuliah memeriksa catatan, belum memanggil Tifani untuk
memeriksa bukunya. Kuatur nafasku. Kuintip sejenak dari lubang kunci, siapa
tahu Miss Erika sedang serius memberi kuliah karena aku tak ingin mengganggunya.
Dari lubang kecil itu, kulihat Miss
Erika tidak seperti biasanya, ia sudah berubah wujud menjadi monster kupu-kupu.
Kukucek mataku, aku kira itu cuma imajinasiku. Tapi, itu benar-benar nyata.
Miss Erika menyebarkan serbuk-serbuk yang menghipnotis para mahasiswa, termasuk
Tifani. Mereka sudah berwujud sama persis seperti miss Erika, monster
menyeramkan.
Seketika aku keluar dari gedung
tersebut, kuamati mereka dari kejauhan. Mereka berwajah datar dan sudah
berwujud manusia kembali. Aku mengerti, setiap orang yang menghirup serbuk dari
monster itu akan berubah bentuk dan berpotensi untuk menyebarkan serbuk itu
pada manusia lainnya. Malam ini, mereka pasti menyebar serbuk itu pada
orang-orang di rumah mereka.
Romi = Ranger Merah |
Aku mencoba mengumpulkan ide agar tidak
semakin banyak orang yang menjadi monster. aku yang notabenenya reporter kampus
memang banyak teman reporter dari mana saja, tapi reporter tidak bisa
melenyapkan kasus ini. Aku pulang dengan dirubungi rasa bingung bercampur
panik.
Di rumah, aku kembali berjibaku untuk
mencari jalan keluar. Akhirnya aku mendapatkannya. Begini caranya,
monster-monster itu biasanya ada dalam tayangan super hero, seperti Ultra Man, Satria Baja Hitam, Power Rangers dan
sejenisnya. Pasti monster itu hanya dapat dikalahkan oleh mereka. Karena aku
mengidolakan Power Rangers sejak masih ingusan, jadi bagaimanapun aku harus
dapatkan barang perubah bentuk menjadi Power Rangers. Hmmm... ini akan menjadi sejarah dalam hidup ku.
Kuhubungi mas Andreyan Harsana, wartawan
senior yang kukenal lewat pertemuan pers. Dengar-dengar dia mempunyai banyak
relasi di luar negeri termasuk Jepang. Siapa tahu dia bisa membantu.
“Halo. Mas, aku ngeliat dosen aku berubah jadi monster. Aku butuh,
alat perubah Power Rangers segera. Mas bisa bantu?”
“Mas punya kenalan di Jepang, Mr. Ken namanya. Dia baru aja
ciptain barang yang Romi sebut tadi. Mas sendiri yang nulis berita penemuan
terbarunya itu.”
“Mas, ini darurat. Kalau tidak disegerakan, akan vatal
jadinya. Seluruh manusia akan menjadi monster. Saya minta barang itu harus
sampai siang besok di rumah saya!”
“Akan saya usahakan Rom”
***
Keesokan harinya, aku mengirim sms
kepada seluruh teman sekelasku agar berkumpul di kampus pagi ini supaya mereka
tahu kejadian ini sebenarnya.
Setelah semua berkumpul, aku mejelaskan
kejadian aneh yang kulihat kemarin. Tapi, teman-temanku sulit untuk
mempercayaiku. Kata mereka, aku cuma berhalusinasi. Aku bersikeras menjelaskan
hal itu adalah kenyataan, hanya sebahagian saja yang mempercayaiku. Untuk
meyakinkan mereka kuajak teman-temanku melihat Miss Erika, yang sudah berwujud
monster. Ketepatan sekali Miss Erika sedang mengajar di kelas sebelah.
Sebahagian temanku membuntutiku, untuk
membuktikan perkataanku itu. Kuintip lewat lubang kunci, tapi tak ada yang
aneh.
“Kita tunggu 5 menit kawan, karena Miss Erika sepertinya
baru masuk kelas, jadi dia belum berubah wujud,” bisikku.
“Ok Rom.”
Ibna = Ranger Kuning |
Lima menit berlalu. Aku intip lagi, Miss
Erika benar-benar sudah berwujud monster kupu-kupu- bersayap biru kilat dan
memiliki antena panjang. Mulut monster itu mengeluarkan serbuk-sebuk berwarna
hijau. Seketika mahasiswa pun berubah wujud menyerupai wujud Miss Erika
sekarang. Kuberikan kesempatan untuk melihat keadaan di dalam kelas itu pada
teman-temanku secara bergantian.
Salah seorang dari temanku, Zikri tak
sengaja terantuk oleh pintu. Sehingga kami berlari secepatnya ke kelas kami
lagi dengan harapan Miss Erika tidak curiga dengan pintu yang sedikit tergeser.
Kami selamat.
Di dalam kelas, teman-teman cewekku sudah
dihantui rasa takut. Aku ajak mereka untuk bersama-sama memusnahkan
monster-monster itu. Kami berunding.
Kujelaskan kepada teman-temanku bahwa
siang ini, jam tangan perubah wujud menjadi Power Rangers dari Jepang akan
sampai di rumahku. Aku butuh empat orang pemberani lagi yang melengkapi tim
Power Rangers.
“Aku bersedia Rom jadi ranger, ini demi kita semua.” Dengan gagahnya, Ibna, cewek berkacamata dan penggemar
Kamen Rider ini menunjuk dirinya sendiri.
“Siapa lagi yang bersedia kawan?”
“Aku Rom, sebagai kosma aku tak mau nantinya kalian jadi
monster juga,” kata Zarkasy unjuk gigi.
Azmal = Ranger Biru |
“Aku juga Rom, di pesantren aku diajarkan mengusir jin. Aku harap
dengan menjadi Power Rangers, aku mendapat pelajaran baru dan yang paling
penting rida dari Allah.” Azmal pun memberanikan
diri.
“Ayo, tinggal satu lagi!”
Tak ada satu pun dari teman-temanku
yang berani.
“Kawan, kita tidak bisa diam saja. Yakinlah, kita akan
terkenal nantinya kalau kita berhasil memusnahkan monster itu,” bujukku.
“Beneran Rom, kita jadi terkenal, Mail mau lah kalau gitu,” kata Mail dengan mata berbinar-binar.
“Terimakasih atas keberanian kawan-kawan semua. Tolong jaga
rahasia ini. Aku takut, jika ini ditangani polisi dan intelejen negara bakal
malah jadi runyam.”
Kemudian kubagikan jam tangan itu. Ibna
mendapatkan jam tangan ranger kuning,
Zarkasy mendapatkan jam tangan ranger
hitam, Azmal mendapatkan jam tangan ranger
biru, meski terpaksa Mail mendapatkan jam tangan ranger pink, dan aku sendiri memilih jam tangan ranger merah. Dan kami siap beraksi.
Kami berlima mengatur strategi, sore
ini kami akan menghadang Miss Erika yang baru keluar memberikan kuliah di taman
kampus.
***
Zarkasy = Ranger Hitam |
Sore pun tiba. Miss Erika benar-benar
melewati taman kampus. Kami cegat dia.
“Menyerahlah miss. Kami sudah tau siapa kau sebenarnya,” teriakku.
“Kau sekarang sudah menjadi monster miss. Gara-gara kau,
teman-teman kami ikut jadi monster, ini tidak bisa dibiarkan,” sambung Ibna.
“Hahaha... kalian sudah tahu siapa aku rupanya. Kalian
makhluk lemah tak berguna. Akan kubunuh kalian,” kata miss Erika lalu merubah wujudnya menjadi monster.
Kami pun berubah menjadi Power Rangers.
“Rangers merah”
“Rangers biru”
“Rangers hitam”
“Rangers kuning”
“Rangers Pink, aw...” kata Mail. “Rom, aku
sulit gerak, kostum ku ada rok sepan-nya nih.”
“Mail, tak usah banyak bicara, kita harus segera bertempur.”
Pertempuran pun dimulai. Monster
kupu-kupu itu melayangkan jurus andalanya, serbuk tidur. Kutangkis serbuk-serbuk
itu dengan jurus api-ku. Pertempuran semakin memanas. Jurus-jurus pamungkas
saling kami adu dengan monster itu. Sampai akhirnya kami menyatukan kekuatan
kami lewat tembakan senjata api hasil dari perpaduan kelima senjata kami.
Mael = Ranger Pink |
“Siap, TembaAAAAKKK”
Akhirnya monster itu lumpuh. Tapi,
benar-benar seperti di televisi, monster itu kembali hidup setelah diberi serum
yang membuat tubuhnya semakin raksasa. Kami bersama-sama mendekatkan mulut
dengan jam tangan kami masing-masing. Kami panggil robot-robot kami yang
bersembunyi di tanah, air, awan dan lainnya. Dan membentuk sebuah formasi robot
besar. Kami berlima naik kerobot itu sebagai pengendali gerak dan kekuatannya.
Pertempuran kembali memanas,
pohon-pohon tumbang dan hampir saja gedung kampus kami remuk dengan
kekuatan-kekuatan kami yang saling beradu. Namun, pada akhirnya, monter itu
berhasil kami kalahkan. Dan kembali ke wujud Miss Erika. Begitu pula dengan
teman-teman kami. Pertempuran usai.
Kami pun membuka penutup kepala kami.
Kami bangunkan Miss Erika yang dalam posisi tidak sadar.
Monster |
“Sebenarnya apa yang terjadi? Mengapa kondisinya seperti
ini?” kata miss Erika setelah sadar.
“Nanti kami jelaskan Miss, istirahatlah dulu,” kata Ibna.
Ibna dan Mail membopong Miss Erika ke
ruang kesehatan. Kami juga mengiringinya. Kami tidak menyadari bahwa di sekeliling
kami sudah banyak orang yang berkumpul. Wartawan pun sudah berkumpul.
Power Rangers Kampus Berhasil |
“Mas, bisa wawancara sebentar ya mas. Sebenarnya apa yang
sudah terjadi mas?” tanya seorang wartwawan
Pos Katro-K.
“Maaf kami harus mengantar dosen kami dulu,” jawab Azmal.
“Kami butuh jawaban mas segera.”
“Zarkasy bopong miss Erika dulu,” kata Mail
“Biar Mail aja yang jawab. Begini ceritanya mbak... Itu semua dapat teratasi karena Mail yang
berani, hebat, spektakuler, dan nggak kamseupai iuuu...”
Kami menggelengkan kepala sambil
tersenyum lalu berjalan menuju ruang kesehatan.
*Cerita ngasal ini buat Mael, Ibna, Zarkasy, Azmal, & All PBI 409
kren...........pa lgi yang ranger hitam,,,,,,,,,,iiii gemassss
BalasHapus