Pertunjukan Mistis di Colosseum, Roma

Sudah tiga hari tidak menulis, membuat kehidupan saya sesaat menjadi hambar. Aha...Catatan saya yang ke-58 ini, saya persembahkan terkhusus pada para komentator saya. Terimakasih atas perhatian Anda.

Pertunjukan di Colosseum dimulai.

***

22 Juni 2009 - Imdonesia

'I got it,' jerit hati saya . Sekarang saya sedang mengenggam tiket menuju Roma, Eropa Barat. 'Saya siap berangkat sepekan lagi.'

Siapa tidak kenal kota tertua di dunia ini. 2500 tahun silam, kota Roma didirikan. Kini, ia masih meninggalkan sejuta peninggalan sejarah bangsa Romawi yang membangkitkan hasrat wisatawan untuk menziarahinya, termasuk saya. Salah satu bangunan bersejarah yang menjadi target saya adalah Colosseum. Dibangun pada 70 Masehi ini, dahulunya menjadi tempat raja-raja Romawi melaga para gladiator (petarung) dan hewan-hewan.

***

29 Juni 2009 - Roma

Akhirnya, saya telah sampai di Roma. Aroma tanah Roma sungguh gurih, membuat saya tak sabar mengelilinginya. Saat itu musim panas. Cuaca mendukung saya untuk berpergian. Saya menyewa taxi-menuju Colosseum, sendiri.

***

Mata saya tak berkedip melihat keindahan Colosseum. Saya berada tepat di teras bangunan kuno itu. Konon, bangunan ini dibangun dengan susunan batu tanpa semen; hanya menggunakan perekat dari putih telur.Saya memasukinya. 'Wah... It's wonderful,' jerit kecil saya. Ruangan dengan tiang-tiang tinggi;sungguh luas seperti stadiun sepak bola yang dapat menampung 5.000 penonton. Sayang, saya cuma sendiri, bahkan tak ada satupun wisatawan di ruang itu, cuma penjaga bangunan tua itu yang ada.

Lelah. Seteleh berkeliling Colosseum. Saya terduduk disebuah deretan batu yang dijadikan tempat duduk untuk menyaksikan gladiator saling bertarung sampai mati. Tepat dibagian tengah.Saya termangu. Lalu, di kiri-kanan saya sudah ramai orang-orang yang memakai baju romawi kuno. Saya pastikan mereka bersorak dengan bahasa yang tak saya pahami. Di tengah arena, dua gladiator menunggang kuda hitam sambil memegang tombak besar, mereka siap bertarung. Salah satu penonton, yang memakai mahkota emas dan jubah mewah berteriak,'Mulai, buat ia bersimbah darah.' Seketika itu gong dipukul, sontak para penonton bersorak. Aneh. Tapi saya tetap menikmati seperti saat saya menonton Gladiator di TV.

***

Dada seorang gladiator tertancap oleh tombak. Ia menggelepar, jatuh dari kuda yang ia tunggangi. Mati. Sementara lawannya diangkat tangannya pertanda ia menang. Ia tersenyum gembira karena lolos dari maut meski masih berlumuran darah. Kejam.

***

'Sorry, time's up miss. This building will be closed.' ujar penjaga Colosseum.

'!!' saya masih bingung, 'where are them?'

'O... You're day dreaming.' penjaga itu tersenyum.

***

Saya keluar dari Colosseum sambil memikirkan: apakah saya cuma berkhayal, tidak mungkin. Lalu, menuju hotel kembali.

***

9 Juli 2009

Tidak terasa sudah sepuluh hari saya berkeliling Roma. Kini saatnya saya kembali ke Indonesia dengan membawa cerita mistis di Colosseum sebagai buah tangan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ISLAM DI NEGERI NONMUSLIM (Biografi Prof. Dr. Nawir Yuslem, M.A.)

Jejak Sukses Pecinta Buku (Biografi Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis, M.A.)

BERJUANG DEMI ILMU (Biografi Prof. Dr. H. Ramli Abdul Wahid, M.A.).