Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

SEPAK TERJANG BOCAH MEUNASAH (Biografi Prof. Dr. Abd. Mukti, M.A.)

Gambar
Oleh Romi Aswandi Sinaga Si Bungsu dari Meunasah             Meunasah Tanjong adalah sebuah desa yang terletak di bekas wilayah kerajaan Samudera Pasai, sekarang berada di wilayah administratif kemungkinan Simpang Mulieng, Kecamatan Syamtalira A. Letaknya kira-kira 30 km sebelah timur kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor pertanian dan sebagian kecil bekerja sebagai pegawai negeri dan pedagang. Para petani di desa ini mengolah sawah mereka sebanyak dua kali setahun, yang dialiri dengan irigasi yang relatif sudah bagus. Sejak hadirnya proyek-proyek besar, seperti Exon Mobil, PT. Aron, pupuk Iskandar Muda, Pabrik Kertas Kraf, yang beroperasi disekitar kota Lhoukseumawe dan kabupaten Aceh Utara sejak tahun 1975, masyarakat di kedua daerah ini sudah sangat terbuka tehadap perubahan-perubahan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi di sekitar mereka. Sejak itu, misalnya minat para pelajar di kedua daerah ini untuk masuk sekolah umum meni

BELAJAR ISLAM DI NEGERI NONMUSLIM (Biografi Prof. Dr. Nawir Yuslem, M.A.)

Gambar
Oleh Romi Aswandi Sinaga Tentang Bocah Pakan Rabaa Payakumbuh Dia dilahirkan pada Jumat, 15 Agustus 1958 di Pakan Rabaa Payakumbuh, sebuah desa kecil yang terketak di kaki Gunung Sago, sekitar 15 km dari kota Payakumbuh. Payakumbuh adalah Ibu kota Kabupaten Lima Puluh Kota, salah satu dari tiga Luhak yang membentuk alam Minangkabau. Luhak bisa berarti sumur, namun apabila dihubungkan dengan daerah, maka ia berarti nagari (negeri), daerah, atau distrik. Alam (wilayah) Minangkabau terdiri atas 3 (tiga) luhak , yaitu pertama, Luhak Lima Puluh Kota dengan Payakumbuh sebagai ibu kotanya, kedua, Luhak Agam dengan Bukittinggi sebagai ibu kotanya, dan ketiga, Luhak Tanah Datar dengan Batu sangkar ibu kotanya. Daerah selain dari ketiga luhak di atas disebut oleh masyarakat Minangkabau dengan “rantau”.             Saat ini Payakumbuh sebagai ibu kota Kabupaten Lima Puluh Kota telah menjadi Kota Madya Payakumbuh. Orangtuanya semula berdomisili di kota Payakumbuh, namun karena terja