NGETRIP NGETRIK (DAY 1)



PREPARATION

I need something different. Liburan yang beda dari yang sebelum-sebelumnya. Sendiri. Yah, ga jauh-jauh amat, tapi ga di dalam negeri. Aku lebih tertantang kalau harus liburan di luar negeri, karena pasti banyak perbedaan, baik dari segi bahasa, budaya, lifestyle, dan banayak hal-hal yang out of mind yang bias didapatin di luar negeri.
Ekspektasiku bukan hanya tempat-tempat indah, Indonesia mungkin punya tempat indah yang lebih banyak dari Negara lainnya. Tapi, lebih dari itu. Dan I believe that I’ll find in Thailand.

Thailand, listed.

Bulan Maret, aku udah search beberapa flight app untuk dapatin low fare ticket. Langsung dari maskapai tersebut seperti, Tiger Air, Malindo, Lion Air, sampai Air Asia. Karena sebelum ke Thailand, first plan aku, nyinggah dulu di Singapore atau Malaysia. Sekedar, lepasin rindu sama teman-teman yang aku temui tiga tahun lalu, seharidua hari cukuplah, sebelum ke Thailand lewat jalur darat. Kenapa harus jalur darat. First reason, bagi orang Indonesia jarak 8 jam Singapore-Kuala Lumpur itu enggak jauh, jarak 22 jam dari Kuala Lumpur – Bangkok juga masih dekatlah untuk backpacker seperti aku yang pernah rasain 3 hari 3 malam Medan-Jakarta. Second Reason, bus sebagai transportasi anatar Negara di ketiga Negara ini jauh lebih nyaman dengan harga ya ga mahal-mahal juga.

Sambil searching tiket dan tempat-tempat Ok. Aku juga sering ngecek beberapa group backpacker di media social. Dan yang paling aku recommended itu BACKPACKER DUNIA di FB dan COUCHSURFING.COM. Banyak member BACKPACKER DUNIA yang udah keliling dunia, kita bias nyontek itinerary mereka, Tanya ini-itu, sampai minta dikenalin penduduk local yang mereka kenal. Kalo COUCHSURFING.COM, kita malah bias minta requestan di-host-in sama penduduk local yang juga member disana.

Dari banyak usul teman-teman dan pertimbangan dari diri sendiri soalo tempatyang pas dengan selera aku. Tentunya disesuaikan dengan budget yang minim, 4 juta doing. I made decision.

First, I just explore Bangkok, Phuket, and Krabi in Thailand. Dari tiga lokasi itu emang terkesan mainstream ya. Tempat-tempat wajib kunjung kalau di Thailan, padahal Thailand juga punya tempat bagus yang ga mainstreamseperti yang lagi booming Koh Tao, atau Penchaburi dan Chiang Rai. Tapi, saya yakin di tiga tempat itu, banyak hal yang ga mainstream yang ga banyak orang sudah mengeksplorasinya.

Second, karena jauh kalau balik ke Bangkok lagi dari Krabi. It’s better if I go back from Penang. Lebih dekat dan tiket penang ke Medan lebih murah kawan.

Third, penerbangan Medan- Bangkok seharga 788.000 rupiah dan Penang – Medan 312.000 rupiah, saya booking dari Airasia.com karena emang paling murah dari yang lainnya. Dan Asialoop G-House Hotel di Patong Beach seharga 218.000 untuk 2 hari dan Red in Court di George Town seharga 70.000 untuk satu hari, aku booking dari Traveloka. Com. HEMAATTT Broo… Selebihnya, saya akan stay di rumah teman-teman yang aku kenal lewat media social.

Fourth, setelah membuat rincian dana, aku tukarkan uang ke bath senilai 5.500 Bath dan ke ringing senilai 500 ringgit. Untuk kurs yang bagus, tukar aja di Narasindo Money Changer.
Fifth, karena aku Cuma 8 haria backpacking,so, aku ga mau bawa banyak bawaan, baju secukupnya dan alat mandi doing. Some truly backpackers think that “We don’t need many luggage for our trip.” Make it simple. Membawa banyak barang dalam tas Cuma mempersulit kita melipir nantinya. Jangan tinggalkan, kamera di zaman selfie sekarang ini.




  
 DAY 1
BANGKOK, TRULY ASIA CITY
            Di Don Mueang International Airport, aku langsung menemui Nikmat yang sudah nunggu di Arrival Gate. Awalnya kita berdua sama-sama khawatir, kalau kita akan saling tidak mengenal satu sama lain karena belum pernah ketemuan sebelumnya. Fortunately, foto-foto Nikmat dan Aku di FB itu bukan editan, jadi tampang di foto sama aslinya ga ada beda jadi gampang banget tanda sama wajahnya.
            “Sebaidi Krab!”
            “….., kamu cakap apa?”
            “….., Sorry, aku baru belajar.”
            “It’s OK!”

            Well, bahasa Thailand itu bukan bahasa yang gampang seperti bahasa Inggris. Jadi kalau diucapkan dengan intonasi atau  pengucapan tidak tepat, yah, pasti gagal paham. Sepanjang perjalanan menuju bus station, yang aku pelajari cuma bagaimana ngucapin “Sawadde Krab!” dan “Sebaidi Krab” dengan benar. 

            Asrama Nikmat berada di Bangkhun dekat dengan Phranakorn Rajabat University, Cuma 10 menitan dari bandara. Kami naik bus bernomor, yang cepat banget jalannya. Bus bernomor dengan AC minim, lantai papan, berbentuk panjang ini memang cukup murah dibandingkan BTS atau MRT, 18 Bath doing. Tapi, kamu harus waspada bro, kalau kamu mau masuk atau keluar bus harus extra cepat, soalnya supirnya cepat banget nutup pintu bus dan ngegas rem sebelum kita duduk. Kalau ga waspada akan mengalami luka gores kayak aku. 

            Di asrama, kami cocokin itinerary yang udah aku siapkan. Ini penting karena tidak selamanya yang kamu lihat di website atau foto teman-teman yang full aditing itu sama dengan aslinya. Jadi, banyak list tempat yang berbayar dan “biasa aja” kata Nikamat, harus saya cross dengan berat hati, termasuk Baiyoke Skyline dan Ghost Tower. Semua tempat yang jadi list of must see itu gretongan tiket masuknya. Tapi yakin aja tempat-tempat yang udah di-listed ga kalah menariknya sama tempat yang berbayar dan kebanyakan udah sering diliat orang. So, aku punya tema tentang trip di Bangkok, “The Gretongan in Bangkok.” Hehehe….

            Karena lapar, kami melipir ke daerah Petchaburi tepat di Soi Surau. Soi Surau adalah gang yang dipenuhi penduduk beragama muslim. Buat kamu yang beragama muslim, makanan halal berjejer di sini. Farida Fatornee Restaurant, kata Nikmat masakannya enak. Saya memesan Pad Chik Yu, sejenih Kwe Tiau yang bentuknya pipih melebar. Mie goreng ini juga khas Thailand, rasanya didominasi ketchup dari kacang kedelai, dicampur seafood yang masih segar dan sayuran yang tidak dimasak matang. Sumpah “Aroy Mak!” (Enak banget!).

            Dekat dengan restaurant, terdapat Masjid Darul Aman. Aku dan nikmat sempat solat Maghrib di sana. Di sepanjang Soi Surau semakin malam akan semakin ramai orang berjualan makanan halal. Selain menjual makanan khas Thailand, banyak juga makanan timur tengah dan India dijual di sana. 

            Aku pengen banget ke Sanam Luang Park, samapai paksa-paksain malam-malam ke taman yang menjadi pusat istirahat. Jadilah kami mutar-mutar taman di malam hari yang udahga ada lagi orang. Sialnya, pagar sudah ditutp semua, ga lucu kalau hari pertama di Bangkok harus tidur di taman. Akhirnya kami menemukan security, yang aneh melihat kami, dan kami bebasss.

Aku itu anti ngemall, buang-buang waktu. Tapi Nikmat bener-bener yakin window shopping sambil liat night life di mall-mall Bangkok itu ga bakal bosenin. Mall pertama yang adalah kunjungi adalah MahBoonKrong (MBK). Menurutku, nothing special di sini, tapi mungkin buat kamu yang suka shopping, MBK menjadi daftar wajib kunjung, apalagi yang pintar nawar. Kami malah nonton bareng di salah satu counter elektrinik yang muter pertandingan sepak bola Seagames Thailand vs Indonesia. Dengan sangat yakin, aku yang sebenarnya tau Thailand punya strategi permainan yang lebih bagus dari timnas, aku bilang “Indonesia will win guys!”. Nikmat dan pengunjung lainnya pun senyum-senyum aja. Dan akhirnya, aku harus kabur dengan Nikmat, saat Thailand unggul 3-0 di pertengahan pertandingan. 

Mall berikutnya adalah Siam Paragon, ini mall Ok banget, kamu yang ga suka nge-mall bahkan terhibur dengan taman dipinggir mall ini dan arsitekturnya menghibur banget ditambah lagi kamu akan banyak melihat surprise-surprise cewek cantik yang gandengan dengan Tom dan juga lady boy yang digandeng cowok cakep. Nyebelin kan! Bagi kamu cowok, pasti kalah saing sama ketamnpanan Tom di Bangkok. Bagi aku sih ini surprise karena jarang-jarang di Indonesia nemuain yang beginian.

Jadi teringat, YES OR NO, salah satu film Thailand yang menceritakan soal fenomena ini. Jadi teringat juga sama cewek yang meranin Pie, Aom Sucharat Manaying, cantiknya megang banget. Di Indonesia juga aku sempat berharap, semoga aku nemuin Aom di Bangkok. Hehehe…

Kalau mau ngunjungin mall di Bangkok, sebaiknya malam hari, karena night lamp dan event-event menarik diadain saat malam samapai tengah malam. Saat aku di sana, terdapat event rumah dinosaurus karena saat itu booming film Jurasic World disana. Seru.

Bosan nge-mall, kami menuju ASIATIQUE, night market yang bisa ditempuh dengan perahu di Chao Phraya ini menjadi tempat hang out anak muda Thailand. P0erahunya gratis kok. Asiatique menyuguhkan café-café ala europian yang menghidangkan banyak makanan Thai dan Western, tapi yah kamu harus merogoh kocek dalem-dalem. Kalau ga mau ngafe, mending naik bianglala yang super tinggi sambil melihat Bangkok dari atas bianglala, mungkin menjadi keunikan tersendiri. Rogoh kocek Cuma 300 baht. Atau, kalau mau gratis, yaudah window shopping aja, shop-shop disepoutaran asiatique itu unik banget bangunnanya, kamu ngerasa lagi window shopping di Eropa. 

Jam 12 malam, kami memutuskan pulang, ga usah khawatir kalau perahu sudah closed. Karena masih bisa memakai bus yang banyak seliweran di dekat 7eleven. Kami berhenti di Sanam Luang Park, karena harus lanjut naik bus menuju Bangkhun. Wat yang siang hari ramai pengunjung, malam hari benar-benar sepi, lampu-lampu disekitarnya membuat wat phrakeuw semakin megah keemas-emasan. Indah banget.

Akhirnya, jam 1 malam kami sampai di asrama. Menonton berita yang memakai bahasa Thai. Aku pura-pura ngerti aja. Dan ternyata setelah dijelaskan Nikmat, berita itu berisi tentang kemenangan Thailand 5-0 atas Indonesia. Well, aku langsung molor aja daripada vmembahas kekalahan itu.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR ISLAM DI NEGERI NONMUSLIM (Biografi Prof. Dr. Nawir Yuslem, M.A.)

Jejak Sukses Pecinta Buku (Biografi Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis, M.A.)

BERJUANG DEMI ILMU (Biografi Prof. Dr. H. Ramli Abdul Wahid, M.A.).